Widget HTML #1

Glosarium

Berikut adalah glosarium yang berisi beberapa istilah umum yang digunakan dalam dunia trading forex:

1. Forex (FX): Singkatan dari "foreign exchange," merupakan pasar global di mana mata uang ditukar satu sama lain.

2. Pairs (Pasangan Mata Uang): Pasangan mata uang yang diperdagangkan dalam forex, seperti EUR/USD (Euro dan Dolar AS), GBP/JPY (Poundsterling dan Yen Jepang), dll.

3. Pip: Satuan pergerakan harga terkecil dalam trading forex. Sebagian besar pasangan mata uang diperdagangkan hingga empat desimal, dan perubahan satu pip biasanya adalah 0.0001.

4. Leverage: Kemampuan untuk mengontrol jumlah besar uang dalam trading dengan menggunakan modal kecil. Contohnya, leverage 1:100 memungkinkan trader untuk mengontrol $100 dengan hanya $1.

5. Lot: Ukuran standar untuk trading forex. Satu lot standar biasanya setara dengan 100.000 unit mata uang.

6. Bid Price: Harga yang ditawarkan untuk menjual mata uang dalam pasangan mata uang.

7. Ask Price: Harga yang ditawarkan untuk membeli mata uang dalam pasangan mata uang.

8. Spread: Perbedaan antara harga beli (ask) dan harga jual (bid). Ini merupakan biaya transaksi yang dikenakan oleh broker.

9. Margin: Sejumlah dana yang diperlukan untuk membuka atau mempertahankan posisi trading.

10. Stop Loss: Perintah untuk menutup posisi secara otomatis pada tingkat kerugian tertentu untuk menghindari kerugian lebih lanjut.

11. Take Profit: Perintah untuk menutup posisi secara otomatis pada tingkat keuntungan tertentu untuk mengamankan profit.

12. Broker: Perusahaan atau individu yang menyediakan platform untuk trader melakukan trading di pasar forex.

13. Margin Call: Pemberitahuan dari broker kepada trader bahwa margin yang digunakan sudah mendekati atau melebihi batas minimum, memerlukan penambahan dana untuk mempertahankan posisi terbuka.

14. Analisis Teknikal: Pendekatan dalam trading yang menggunakan data historis dari pergerakan harga dan volume untuk memprediksi arah pergerakan harga di masa depan.

15. Analisis Fundamental: Pendekatan dalam trading yang mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi, politik, dan sosial yang dapat mempengaruhi nilai mata uang.

16. Liquidity: Ketersediaan mata uang untuk diperdagangkan dalam pasar forex. Pasangan mata uang yang likuid memiliki volume perdagangan yang tinggi.

17. Hedging: Strategi yang digunakan untuk melindungi posisi trading dari risiko potensial dengan membuka posisi yang berlawanan.

18. Volatility (Volatilitas): Tingkat fluktuasi harga mata uang dalam jangka waktu tertentu. Pasar forex yang lebih volatile cenderung memiliki pergerakan harga yang lebih besar.

19. Slippage: Perbedaan antara harga yang diminta dan harga yang dieksekusi saat mengeksekusi order, sering terjadi pada kondisi pasar yang sangat volatile.

20. Scalping: Strategi trading yang melibatkan pembukaan dan penutupan posisi dalam waktu singkat untuk mengambil keuntungan dari pergerakan harga kecil.

21. Arbitrase: Proses memanfaatkan perbedaan harga di pasar yang berbeda untuk mendapatkan keuntungan tanpa risiko.

22. Base Currency: Mata uang pertama dalam pasangan mata uang forex. Ini merupakan mata uang dasar yang digunakan untuk menentukan nilai pasangan mata uang.

23. Quote Currency: Mata uang kedua dalam pasangan mata uang forex. Ini merupakan mata uang yang digunakan untuk menunjukkan nilai pasangan mata uang terhadap mata uang dasar.

24. Bulls dan Bears: "Bulls" mengacu pada trader yang optimis terhadap kenaikan harga, sedangkan "Bears" adalah trader yang pesimis dan mengharapkan harga turun.

25. Drawdown: Periode penurunan dalam ekuitas trading dari titik tertinggi ke titik terendah sebelum kembali naik.

26. Equity: Nilai bersih dari akun trading, dihitung dari saldo ditambah atau dikurangi dengan posisi terbuka dan profit/loss saat ini.

27. FOMC (Federal Open Market Committee): Komite dalam Federal Reserve AS yang bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan moneter dan menentukan tingkat suku bunga.

28. GDP (Gross Domestic Product): Ukuran dari nilai total semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara dalam periode waktu tertentu. Ini merupakan indikator penting dalam analisis fundamental.

29. Hawkish dan Dovish: "Hawkish" mengacu pada sikap bank sentral yang cenderung meningkatkan suku bunga, sementara "Dovish" menggambarkan kebijakan yang lebih cenderung untuk mempertahankan atau menurunkan suku bunga.

30. Margin Level: Persentase dari ekuitas yang digunakan sebagai margin untuk membuka dan mempertahankan posisi trading.

31. Overbought dan Oversold: Kondisi pasar di mana harga dianggap telah naik terlalu tinggi (overbought) atau turun terlalu rendah (oversold) dan bisa mengalami pembalikan.

32. Rollover: Biaya yang dikenakan atau diterima saat memegang posisi trading lebih dari satu hari ke hari berikutnya.

33. Swaps: Transaksi yang melibatkan pertukaran dua mata uang dalam periode waktu tertentu dengan kesepakatan untuk pertukaran kembali di masa depan.

34. Volatility Index (VIX): Indeks yang mengukur tingkat volatilitas yang diharapkan dalam pasar keuangan, juga dikenal sebagai "indeks ketakutan".

35. Yield: Imbal hasil yang dihasilkan dari investasi, diukur sebagai rasio antara dividen atau bunga dengan harga aset.

36. Bullish Engulfing Pattern: Pola candlestick yang terdiri dari candlestick bullish yang besar yang "mengelilingi" (menelan) candlestick bearish sebelumnya, menandakan potensi pembalikan harga ke atas.

37. Bearish Engulfing Pattern: Kebalikan dari Bullish Engulfing Pattern, pola ini terbentuk ketika candlestick bearish besar menelan candlestick bullish sebelumnya, mengindikasikan potensi pembalikan harga ke bawah.

38. Fibonacci Retracement: Metode analisis teknikal yang menggunakan level retracement (pengembalian) berdasarkan deret angka Fibonacci untuk mengidentifikasi level potensial di mana harga dapat mengalami pembalikan.

39. Moving Average (MA): Indikator teknikal yang menghitung rata-rata harga selama periode waktu tertentu untuk membantu mengidentifikasi arah tren dan level support/resistance.

40. MACD (Moving Average Convergence Divergence): Indikator yang menggabungkan moving average untuk membantu mengidentifikasi perubahan momentum dan tren harga.

41. RSI (Relative Strength Index): Indikator momentum yang mengukur kekuatan dan kelemahan harga untuk menentukan apakah suatu aset telah "overbought" atau "oversold".

42. Order Buy Limit: Perintah untuk membeli mata uang pada harga yang lebih rendah dari harga pasar saat ini.

43. Order Sell Limit: Kebalikan dari Buy Limit, perintah ini untuk menjual mata uang pada harga yang lebih tinggi dari harga pasar saat ini.

44. Order Buy Stop: Perintah untuk membeli mata uang pada harga yang lebih tinggi dari harga pasar saat ini, biasanya digunakan untuk menunggu konfirmasi breakout.

45. Order Sell Stop: Kebalikan dari Buy Stop, perintah ini untuk menjual mata uang pada harga yang lebih rendah dari harga pasar saat ini, digunakan untuk menunggu konfirmasi breakout.

46. Margin Call Level: Level dimana broker akan meminta trader untuk menambah dana tambahan ke akun mereka karena kerugian yang telah mencapai atau mendekati jumlah yang diperbolehkan.

47. Hedging: Strategi untuk mengurangi risiko dengan membuka posisi yang berlawanan dari posisi yang ada untuk melindungi modal dari pergerakan harga yang tidak diinginkan.

48. Liquidity Provider: Institusi keuangan atau bank yang menyediakan likuiditas di pasar forex dengan memasang penawaran jual dan beli untuk sejumlah besar mata uang.

49. VPS (Virtual Private Server): Layanan penyedia hosting yang memungkinkan trader untuk menjalankan platform trading mereka secara non-stop, memberikan kecepatan eksekusi yang lebih baik.

50. Quantitative Easing (QE): Kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral untuk meningkatkan likuiditas dengan membeli aset keuangan dari pasar terbuka.

51. Candlestick Pattern: Pola grafik yang terbentuk dari susunan candlestick yang membantu trader dalam mengidentifikasi pola-pola tertentu yang dapat mengindikasikan arah pergerakan harga.

52. Slippage: Perbedaan antara harga yang diminta trader dan harga yang sebenarnya dieksekusi saat mengeksekusi order, terutama terjadi saat kondisi pasar yang sangat volatile.

53. Leverage Ratio: Rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah posisi bisa melebihi margin yang diperlukan untuk membuka posisi tersebut.

54. Requote: Kejadian ketika broker tidak dapat mengeksekusi order pada harga yang diminta oleh trader dan menawarkan harga yang berbeda.

55. Hanging Man: Pola candlestick yang mengindikasikan potensi pembalikan dari tren naik ke tren turun. Pola ini terbentuk dengan panjang upper shadow dan body yang kecil.

56. Shooting Star: Kebalikan dari Hanging Man, pola candlestick ini mengindikasikan potensi pembalikan dari tren turun ke tren naik. Pola ini memiliki upper shadow yang panjang dan body yang kecil.

57. Crossover: Peristiwa di mana dua garis indikator teknikal atau moving average saling melintasi, yang dapat menjadi sinyal untuk masuk atau keluar dari pasar.

58. Pivot Point: Level harga kunci yang digunakan oleh trader untuk mengidentifikasi level support dan resistance di pasar. Pivot Point sering digunakan dalam analisis teknikal.

59. Commission: Biaya yang dibebankan oleh broker atas setiap transaksi yang dilakukan oleh trader.

60. Position Size: Ukuran posisi trading yang mencerminkan jumlah mata uang yang diperdagangkan dalam sebuah transaksi.

61. Dead Cat Bounce: Istilah yang menggambarkan sementara terjadinya kenaikan harga setelah penurunan yang signifikan, namun tren penurunan kemudian berlanjut.

62. Fundamental Analysis: Pendekatan analisis yang mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi, politik, dan sosial yang dapat mempengaruhi nilai mata uang.

63. Retail Trader: Individu atau investor kecil yang melakukan trading dengan modal pribadi mereka sendiri, bukan lembaga keuangan atau perusahaan besar.

64. Whipsaw: Kondisi pasar yang ditandai dengan pergerakan harga yang cepat dan tajam di kedua arah, seringkali memicu stop-loss dan membuat trader mengalami kerugian.

65. Market Maker: Broker atau lembaga keuangan yang memberikan likuiditas dengan menawarkan harga jual dan beli untuk aset keuangan tertentu.

66. Take Profit Order (T/P): Perintah untuk menutup posisi trading pada level harga tertentu untuk mengunci keuntungan.

67. Hedged Margin: Margin yang diperlukan untuk membuka posisi hedging yang berlawanan dengan posisi yang ada.

68. Choppy Market: Kondisi pasar yang ditandai dengan pergerakan harga yang tidak jelas atau cenderung bergerak dalam kisaran sempit.

69. Fundamentalist: Trader yang cenderung lebih memperhatikan analisis fundamental dalam pengambilan keputusan trading mereka.

70. Technical Analyst: Trader yang lebih cenderung menggunakan analisis teknikal untuk membuat keputusan trading mereka.

71. Moving Average Convergence Divergence (MACD): Indikator yang membantu mengidentifikasi perubahan momentum dan tren harga.

72. Stochastic Oscillator: Indikator yang membantu mengukur kejenuhan pasar dan potensi pembalikan harga.

73. Order Book: Tampilan yang menampilkan jumlah permintaan (buy) dan penawaran (sell) untuk suatu aset keuangan.

74. Quantitative Analysis: Pendekatan dalam analisis pasar yang menggunakan data statistik dan matematika untuk membuat keputusan trading.

75. Derivatives: Instrumen keuangan yang nilainya berasal dari aset yang mendasarinya, seperti opsi atau kontrak berjangka.

76. Risk Management: Proses mengelola risiko dengan menggunakan berbagai strategi untuk membatasi kerugian potensial.

77. Scalping: Strategi trading yang melibatkan pembukaan dan penutupan posisi dalam waktu yang sangat singkat untuk mengambil keuntungan dari pergerakan harga kecil.

78. Liquidity Crisis: Kondisi pasar di mana likuiditas menjadi sangat rendah, membuat sulitnya eksekusi order atau penjualan aset.

79. Forward Points: Perbedaan antara kurs spot dan kurs forward, yang mencerminkan perbedaan suku bunga antara dua mata uang.

80. Algorithmic Trading: Trading otomatis yang menggunakan algoritma matematika untuk melakukan transaksi secara otomatis berdasarkan parameter tertentu.

81. Short Squeeze: Kondisi di mana para trader yang melakukan short-selling (menjual aset yang mereka pinjam) terpaksa menutup posisi mereka karena kenaikan harga yang tajam.

82. Sliding Stop: Jenis perintah stop-loss yang bergerak atau mengikuti pergerakan harga untuk mengunci profit atau membatasi kerugian.

83. Volatility Smile: Pola yang menggambarkan bagaimana volatilitas tersirat untuk opsi dengan strike price yang sama tapi berbeda tanggal jatuh tempo.

84. Zigzag Indicator: Indikator teknikal yang membantu mengidentifikasi perubahan tren harga dan swing high/low dalam pasar.

85. Quantitative Tightening (QT): Kebijakan moneter di mana bank sentral mengurangi likuiditas di pasar dengan menjual aset atau menaikkan suku bunga.

86. Safe Haven: Investasi yang dianggap aman atau tempat berlindung dari ketidakpastian ekonomi, seperti obligasi pemerintah atau emas.

87. White Label: Layanan yang disediakan oleh broker kepada institusi keuangan lain untuk menggunakan platform trading mereka dengan merek dagang sendiri.

88. Arbitrage Trading: Strategi yang memanfaatkan perbedaan harga di pasar yang berbeda untuk mendapatkan keuntungan tanpa risiko.

89. Bear Market: Pasar di mana harga secara keseluruhan cenderung menurun dalam jangka waktu tertentu.

90. Bull Market: Kondisi pasar di mana harga secara keseluruhan cenderung meningkat dalam jangka waktu tertentu.

91. Deflation: Penurunan umum dalam harga barang dan jasa, yang berlawanan dengan inflasi.

92. Drawdown: Penurunan ekuitas trading dari titik tertinggi ke titik terendah sebelum kembali naik.

93. Equity Market: Pasar tempat perdagangan saham perusahaan yang memungkinkan investor untuk membeli dan menjual kepemilikan dalam perusahaan.

94. Fear and Greed Index: Indeks yang mengukur tingkat "ketakutan" atau "keserakahan" di pasar, seringkali digunakan untuk mengukur sentimen pasar.

95. Gap: Perbedaan antara harga penutupan terakhir dengan harga pembukaan berikutnya yang terjadi ketika tidak ada perdagangan dalam rentang harga tertentu.

96. Market Order: Perintah untuk membeli atau menjual mata uang pada harga terbaik yang tersedia di pasar saat ini.

97. Micro Lot: Ukuran trading yang lebih kecil dari standar lot, biasanya setara dengan 1.000 unit mata uang.

98. Slippage: Perbedaan antara harga yang diminta dan harga yang sebenarnya dieksekusi saat mengeksekusi order.

99. Whale: Sebutan untuk individu atau institusi yang melakukan trading dengan jumlah besar, mampu mempengaruhi pasar.

100. Z-Score: Indikator statistik yang mengukur seberapa jauh nilai dari rata-rata dalam satuan standar deviasi.

101. Bullish Belt Hold: Pola candlestick yang terbentuk pada saat tren turun, menandakan potensi pembalikan ke atas. Ini terjadi ketika candlestick bullish panjang terbentuk setelah penurunan signifikan.

102. Bearish Belt Hold: Kebalikan dari Bullish Belt Hold, pola candlestick ini terbentuk saat tren naik dan menandakan potensi pembalikan ke bawah. Ini ditunjukkan oleh candlestick bearish panjang setelah kenaikan harga yang signifikan.

103. Gapping Down: Kondisi di mana harga pembukaan lebih rendah dari harga penutupan sebelumnya, menciptakan celah di antara dua candlestick.

104. Gapping Up: Sebaliknya dari Gapping Down, kondisi ini terjadi ketika harga pembukaan lebih tinggi dari harga penutupan sebelumnya, menciptakan celah antara dua candlestick.

105. Risk-On/Risk-Off: Konsep dalam pasar keuangan di mana aset berisiko seperti saham atau mata uang berkinerja baik (risk-on) atau buruk (risk-off) berdasarkan tingkat kepercayaan investor terhadap pasar.

106. Support and Resistance: Level harga di mana harga sering kali mengalami penolakan atau pembalikan arah. Support adalah level di bawah harga saat ini di mana tekanan beli diharapkan mencegah harga turun lebih jauh, sementara resistance adalah level di atas harga saat ini di mana tekanan jual diharapkan mencegah harga naik lebih tinggi.

107. Triple Top/Triple Bottom: Pola chart yang terdiri dari tiga puncak (triple top) atau tiga dasar (triple bottom) yang menandakan kemungkinan pembalikan arah dari tren yang ada.

108. Volatile Market: Pasar di mana harga berfluktuasi dengan cepat dan dalam rentang yang besar dalam waktu yang singkat.

109. Yearly High/Low: Harga tertinggi dan terendah yang dicapai oleh suatu aset selama satu tahun kalender.

110. Market Sentiment: Sikap atau sentimen umum dari para pelaku pasar terhadap aset atau pasar secara keseluruhan, seringkali mengarah pada ekspektasi harga di masa depan.

111. Pivot Level: Level kunci yang digunakan oleh trader untuk mengidentifikasi potensi pembalikan harga atau poin masuk dan keluar yang penting.

112. Heikin-Ashi: Metode charting alternatif yang menggunakan rata-rata dari harga sebelumnya untuk menciptakan grafik yang lebih halus dan membantu mengidentifikasi tren dengan lebih jelas. 

113. Limit Order: Perintah untuk membeli atau menjual mata uang pada harga tertentu atau yang lebih baik dari harga pasar saat ini.

114. Pipette: Satuan pergerakan harga terkecil di pasar forex, setara dengan 1/10 dari satu pip.

115. Bullish Divergence/Bearish Divergence: Ketika pergerakan harga dan indikator teknikal bergerak dalam arah yang berlawanan, menandakan kemungkinan perubahan tren.

116. Market Maker: Institusi keuangan atau broker yang memberikan likuiditas di pasar dengan menawarkan harga jual dan beli untuk aset keuangan tertentu.

117. Exotic Currency Pairs: Pasangan mata uang yang jarang diperdagangkan atau berasal dari negara-negara dengan ekonomi yang kurang likuid.

118. GTC (Good 'Til Canceled): Jenis order yang tetap aktif hingga trader membatalkannya secara manual, tidak seperti order harian yang hanya berlaku selama hari itu saja.

119. High-Frequency Trading (HFT): Strategi trading yang menggunakan algoritma canggih untuk melakukan transaksi dalam hitungan detik atau bahkan lebih cepat, sering kali diukur dalam mikrodetik.

120. Interbank Market: Pasar di mana bank-bank besar dan institusi keuangan melakukan transaksi mata uang antara satu sama lain.

121. Lagging Indicator: Indikator yang memberikan sinyal setelah tren atau perubahan harga telah terjadi. Contohnya termasuk moving averages.

122. Leading Indicator: Indikator yang memberikan sinyal tentang perubahan harga atau tren yang akan datang. Contohnya termasuk RSI dan stochastic oscillator.

123. Market Sentiment: Sikap atau sentimen umum dari para pelaku pasar terhadap aset atau pasar secara keseluruhan, seringkali mengarah pada ekspektasi harga di masa depan.

124. Overnight Position: Posisi trading yang tetap terbuka lebih dari satu hari perdagangan, biasanya akan dikenai biaya swap.

125. Resistance Level: Level harga di mana tekanan jual diharapkan mencegah harga naik lebih tinggi.

126. Support Level: Level harga di mana tekanan beli diharapkan mencegah harga turun lebih jauh.

127. Pip Value: Nilai finansial dari setiap perubahan satu pip dalam pasangan mata uang tertentu.

128. Volatility: Ukuran fluktuasi harga suatu aset dalam jangka waktu tertentu, dinyatakan sebagai persentase atau range harga.

129. Margin Call: Pemberitahuan dari broker kepada trader untuk menambah dana ke akun mereka karena ekuitasnya telah turun di bawah margin yang diperlukan.

130. Quantitative Analysis: Pendekatan analisis pasar yang menggunakan data statistik dan matematika untuk membuat keputusan trading.

131. Risk-On/Risk-Off: Konsep dalam pasar keuangan di mana aset berisiko seperti saham atau mata uang berkinerja baik (risk-on) atau buruk (risk-off) berdasarkan tingkat kepercayaan investor terhadap pasar.

132. Oscillator: Indikator teknikal yang bergerak naik turun di antara dua nilai terbatas, seperti RSI, stochastic, dan MACD, yang membantu dalam mengidentifikasi kondisi overbought atau oversold.

133. Pip Spread: Perbedaan antara harga beli (ask) dan harga jual (bid) dari pasangan mata uang, merupakan biaya transaksi yang dibebankan oleh broker.

134. Margin: Jumlah dana yang dibutuhkan oleh broker untuk membuka atau mempertahankan posisi trading.

135. Order Flow: Aliran atau volume order yang masuk ke pasar, dapat memberikan indikasi arah pergerakan harga berdasarkan aktivitas trader.

136. Rollover: Proses penyelesaian posisi trading pada akhir hari perdagangan yang melibatkan pembayaran atau penerimaan bunga atas posisi yang ditahan dalam semalam.

137. Squeeze: Kondisi di mana volatilitas yang rendah dalam suatu aset menyebabkan pergerakan harga yang tajam setelah periode konsolidasi yang lama.

138. Yield Curve: Grafik yang menggambarkan hubungan antara tingkat suku bunga dan jangka waktu dari obligasi atau surat utang.

139. Quantitative Easing (QE): Kebijakan moneter di mana bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar dengan membeli aset keuangan dari pasar terbuka.

140. Technical Correction: Penyesuaian harga yang terjadi setelah pergerakan harga yang signifikan, seringkali dianggap sebagai koreksi terhadap tren yang ada.

141. Trendline: Garis diagonal yang ditarik di grafik untuk menghubungkan puncak atau dasar tertentu, membantu dalam mengidentifikasi tren pasar.

142. Volatile Currency Pair: Pasangan mata uang yang cenderung memiliki fluktuasi harga yang besar dalam waktu singkat.

143. Intraday Trading: Strategi trading yang dilakukan dalam satu hari perdagangan, di mana posisi dibuka dan ditutup pada hari yang sama.

144. Liquidity Pool: Volume besar dari aset yang tersedia untuk perdagangan, seringkali digunakan untuk memastikan likuiditas di pasar.

145. Candlestick Wicks: Bagian yang lebih panjang dari sebuah candlestick yang menunjukkan range harga tertinggi dan terendah selama periode tertentu.

146. Golden Cross/Death Cross: Sinyal teknikal yang terjadi saat dua garis moving average saling melintasi, di mana Golden Cross (Salian cepat melintasi di atas garis lambat) menandakan potensi kenaikan harga, sementara Death Cross (Salian cepat melintasi di bawah garis lambat) menandakan potensi penurunan harga.

147. Forex Robot: Software atau algoritma yang dirancang untuk melakukan trading secara otomatis berdasarkan serangkaian aturan dan parameter yang telah ditetapkan.

148. Pivot Point: Level harga utama yang dihitung dari harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah pada sesi trading sebelumnya. Digunakan untuk mengidentifikasi level-level potensial dari support dan resistance.

149. Trading Plan: Rencana yang ditetapkan oleh seorang trader sebelum masuk ke pasar, mencakup strategi, aturan manajemen risiko, dan tujuan perdagangan.

150. Volatility Index (VIX): Indeks yang mengukur volatilitas yang diharapkan dalam indeks saham di pasar keuangan, sering digunakan sebagai indikator ketidakpastian di pasar.

151. Fibonacci Retracement: Alat analisis teknikal yang mengidentifikasi level-level support dan resistance potensial berdasarkan rasio Fibonacci yang digunakan dalam pergerakan harga.

152. Pattern Recognition: Proses pengenalan pola-pola tertentu pada grafik harga yang dapat memberikan sinyal tentang pergerakan harga masa depan.

153. Quantitative Analysis: Pendekatan dalam analisis pasar yang menggunakan data statistik, matematika, dan model analitis untuk membuat keputusan trading.

154. Volatility Smile: Fenomena di pasar opsi di mana opsi dengan strike price yang sama memiliki volatilitas tersirat yang berbeda, menciptakan bentuk "senyum" pada grafik volatilitas.

155. Commission: Biaya yang dibebankan oleh broker untuk setiap transaksi trading yang dilakukan oleh trader.

156. Bank Rate: Tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral, yang mempengaruhi suku bunga lainnya di pasar keuangan.

157. Liquidity Crisis: Kondisi pasar di mana likuiditas secara tiba-tiba menurun atau menjadi sangat rendah, membuat sulitnya eksekusi order atau penjualan aset.

158. Slippage: Perbedaan antara harga yang diminta oleh trader dan harga yang dieksekusi pada order trading, yang sering terjadi pada kondisi pasar yang sangat volatile.

159. Intermarket Analysis: Analisis pasar yang mempertimbangkan hubungan antara berbagai kelas aset keuangan seperti saham, obligasi, komoditas, dan forex untuk memahami tren pasar yang lebih besar.

160. Wedge Pattern: Pola chart yang menunjukkan pergerakan harga yang terjepit di antara dua garis tren yang mengerucut, menandakan potensi pembalikan tren.

161. Regression Analysis: Metode statistik untuk memahami hubungan antara variabel yang saling terkait dalam pasar keuangan.

162. Volatility Breakout: Strategi trading yang melibatkan memasuki pasar ketika terjadi lonjakan volatilitas, seringkali dengan harapan bahwa pergerakan harga yang signifikan akan terjadi.

163. Financial Instrument: Setiap kontrak yang memiliki nilai moneter, seperti saham, obligasi, mata uang, atau derivatif, yang dapat diperdagangkan di pasar keuangan.

164. Forward Contract: Kontrak khusus antara dua pihak yang menetapkan harga dan tanggal penyelesaian untuk suatu aset, sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap risiko mata uang.

165. High-Frequency Economics: Pendekatan dalam analisis ekonomi yang menekankan pentingnya data dalam waktu nyata dan perubahan cepat dalam kondisi pasar.

166. Liquidity Trap: Kondisi di mana kebijakan moneter yang longgar oleh bank sentral gagal merangsang pertumbuhan ekonomi karena tingkat suku bunga yang sangat rendah atau bahkan negatif.

167. Open Position: Posisi trading yang masih aktif dan belum ditutup dengan suatu transaksi yang berlawanan.

168. Retail Trader: Individu atau investor biasa yang melakukan trading atau investasi di pasar keuangan, bukan institusi keuangan besar.

169. Scalping: Strategi trading yang melibatkan pembukaan dan penutupan posisi dalam waktu yang sangat singkat untuk mengambil keuntungan dari pergerakan harga kecil.

170. Trend Trading: Strategi trading yang memanfaatkan pergerakan harga berkelanjutan dalam arah tertentu, seperti tren naik (bullish) atau tren turun (bearish).

171. Valuation: Proses menilai nilai intrinsik suatu aset keuangan atau instrumen investasi, sering kali menggunakan berbagai metode analisis.

172. Volatility Skew: Fenomena di pasar opsi di mana volatilitas tersirat berbeda untuk strike price yang berbeda, menciptakan bentuk "skew" pada grafik volatilitas.

173. Yield: Hasil atau pendapatan yang dihasilkan dari investasi, seringkali diukur dalam persentase dari nilai investasi.

174. Algorithmic Trading: Metode trading yang menggunakan algoritma komputer untuk membuat keputusan pembelian dan penjualan secara otomatis berdasarkan aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.

175. Currency Pair: Pasangan mata uang yang diperdagangkan dalam forex, seperti EUR/USD, USD/JPY, dll., yang menunjukkan nilai satu mata uang terhadap mata uang lainnya.

176. Bid-Ask Spread: Perbedaan antara harga penawaran (ask) dan harga penawaran (bid) di pasar, yang mencerminkan biaya transaksi.

177. Bearish Engulfing Pattern: Pola candlestick yang terdiri dari candlestick bearish yang lebih besar yang "menelan" candlestick bullish sebelumnya, menandakan potensi pembalikan arah dari tren naik menjadi tren turun.

178. Bullish Engulfing Pattern: Kebalikan dari Bearish Engulfing Pattern, pola candlestick ini terbentuk ketika candlestick bullish yang lebih besar "menelan" candlestick bearish sebelumnya, menandakan potensi pembalikan dari tren turun menjadi tren naik.

179. Currency Risk: Risiko yang timbul dari fluktuasi nilai tukar mata uang terhadap mata uang lainnya, yang dapat mempengaruhi nilai investasi atau profitabilitas suatu perdagangan.

180. Day Trading: Strategi trading di mana posisi dibuka dan ditutup pada hari yang sama, tanpa ada posisi yang tertahan sampai hari berikutnya.

181. Economic Calendar: Kalender yang menampilkan jadwal berbagai rilis data ekonomi penting seperti laporan ketenagakerjaan, inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan keputusan bank sentral.

182. Gap Up: Kondisi di mana harga pembukaan berada di atas harga penutupan sebelumnya, menciptakan celah antara dua candlestick yang berurutan.

183. Gap Down: Kebalikan dari Gap Up, kondisi di mana harga pembukaan lebih rendah dari harga penutupan sebelumnya, menciptakan celah antara dua candlestick yang berurutan.

184. Keltner Channel: Indikator teknikal yang menggunakan moving average untuk menentukan range harga yang diharapkan, membantu dalam mengidentifikasi breakout atau reversal.

185. Market Sentiment: Sikap atau sentimen umum dari para pelaku pasar terhadap aset atau pasar secara keseluruhan, seringkali mengarah pada ekspektasi harga di masa depan.

186. Overbought: Kondisi di mana harga suatu aset telah mengalami kenaikan yang signifikan dalam waktu singkat, mungkin mengindikasikan potensi untuk reversal harga.

187. Oversold: Sebaliknya dari Overbought, kondisi di mana harga suatu aset telah mengalami penurunan yang signifikan dalam waktu singkat, mungkin mengindikasikan potensi untuk reversal harga.

188. Quantitative Analysis: Pendekatan dalam analisis pasar yang menggunakan data statistik, matematika, dan model analitis untuk membuat keputusan trading.

189. Range-Bound Market: Pasar di mana harga cenderung bergerak di antara level support dan resistance yang telah ditentukan, tanpa tren yang jelas.

190. Stochastic Oscillator: Indikator teknikal yang mengukur momentum harga, membantu dalam mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold di pasar.

191. Averaging Down: Strategi di mana seorang trader menambah posisi yang sudah ada saat harga turun, dengan harapan bahwa harga akan naik dan membuat rata-rata harga beli menjadi lebih rendah.

192. Baltic Dry Index (BDI): Indeks yang mengukur harga pengiriman barang mentah yang digunakan sebagai indikator penting untuk aktivitas ekonomi global.

193. Central Bank: Institusi keuangan yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter suatu negara, seperti Federal Reserve di Amerika Serikat atau Bank Sentral Eropa (ECB).

194. CFTC (Commodity Futures Trading Commission): Badan pengawas di Amerika Serikat yang bertugas mengatur pasar berjangka dan opsi.

195. Demand Zone: Area pada grafik di mana permintaan untuk suatu aset cenderung kuat, seringkali menjadi level support potensial.

196. Equity: Nilai bersih dari suatu akun trading setelah mempertimbangkan keuntungan, kerugian, dan transaksi yang sedang terbuka.

197. Federal Open Market Committee (FOMC): Komite dari Federal Reserve yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter, termasuk penetapan suku bunga.

198. Intraday Volatility: Fluktuasi harga yang terjadi dalam satu hari perdagangan.

199. Margin Trading: Praktik memperdagangkan aset dengan menggunakan dana pinjaman dari broker, dengan margin sebagai jaminan. 

200. Momentum Indicator: Indikator yang mengukur kecepatan perubahan harga, membantu dalam mengidentifikasi kekuatan tren.

201. Put Option: Kontrak yang memberikan hak, tetapi bukan kewajiban, untuk menjual aset keuangan pada harga tertentu dalam jangka waktu yang ditentukan.

202. Quote Currency: Mata uang kedua dalam pasangan mata uang, yang menunjukkan nilai mata uang dasar.

203. Securities and Exchange Commission (SEC): Badan pengawas di Amerika Serikat yang mengatur pasar keuangan dan menjaga perlindungan investor.

204. Technical Analysis: Pendekatan dalam analisis pasar yang menggunakan data historis harga dan volume untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan.

205. VWAP (Volume Weighted Average Price): Harga rata-rata suatu aset berdasarkan volume perdagangan selama periode waktu tertentu.

206. Whipsaw: Kondisi di mana harga bergerak secara cepat dan tiba-tiba dalam arah yang berlawanan, seringkali memicu stop loss dan kebingungan di pasar.

207. Zone of Resistance: Rentang harga di mana tekanan jual diharapkan mencegah harga naik lebih tinggi.

208. Anti-Martingale System: Strategi manajemen risiko di mana seorang trader meningkatkan ukuran posisi setelah mengalami keuntungan, bukan kerugian.

209. Black Swan Event: Peristiwa langka dan tak terduga yang memiliki dampak besar pada pasar keuangan.

210. Currency Peg: Kebijakan di mana nilai tukar mata uang suatu negara diikat atau terkait dengan mata uang asing atau komoditas tertentu.

211. Dark Pool: Platform perdagangan di luar bursa yang memfasilitasi transaksi besar antara institusi keuangan dengan ketenangan dan likuiditas tinggi.

212. Elliot Wave Theory: Teori yang mengidentifikasi pola pergerakan harga yang berulang dalam gelombang lima gelombang impuls dan tiga gelombang koreksi.

213. Forex Signal: Rekomendasi atau sinyal trading yang diberikan kepada trader untuk membuka atau menutup posisi berdasarkan analisis pasar.

214. Hawkish: Kebijakan moneter yang cenderung menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, seringkali dianggap sebagai sikap agresif dari bank sentral.

215. Liquidity Provider: Institusi atau entitas yang menyediakan likuiditas di pasar, seringkali berperan sebagai market maker.

216. Margin Call: Pemberitahuan dari broker kepada trader untuk menambah dana ke akun mereka karena ekuitasnya telah turun di bawah margin yang diperlukan.

217. Noise: Fluktuasi harga jangka pendek yang tidak menunjukkan arah tren yang jelas.

218. Order Book: Daftar semua pesanan pembelian dan penjualan yang masih tertunda untuk aset keuangan tertentu di pasar.

219. Pipette: Satuan terkecil dalam perubahan harga mata uang, merupakan pecahan dari satu pip.

220. Quantitative Tightening (QT): Kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral untuk mengurangi likuiditas pasar dengan mengurangi jumlah uang yang beredar.

221. Risk Management: Proses mengelola risiko dalam trading, termasuk penggunaan stop loss, pengaturan ukuran posisi, dan diversifikasi portofolio.

222. Spread Betting: Metode taruhan keuangan di mana trader berspekulasi terhadap pergerakan harga aset, tanpa benar-benar memiliki aset tersebut.

223. Trend Confirmation: Penggunaan berbagai indikator atau analisis teknikal untuk mengkonfirmasi arah tren yang sedang terjadi.

224. Unemployment Rate: Persentase dari angkatan kerja yang tidak bekerja tetapi aktif mencari pekerjaan, digunakan sebagai indikator ekonomi yang penting.

225. Wash Trading: Praktik ilegal di mana trader melakukan pembelian dan penjualan secara bersamaan untuk menipu pasar dan meningkatkan volume perdagangan.